Senin, 08 Oktober 2012

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


LAPORAN KEPERAWATAN KELUARGA

“ Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah






Di susun oleh:

Nama         : Elvira Sinolang, S.Kep., Ns
NIM  : 07061005



PRAKTEK PROFESI
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE
MANADO
2011

LAPORAN PENDAHULUAN
Keluarga dengan Anak Usia Sekolah

A.    Keluarga

Keluarga  adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (UU. No 10, 1992). keluarga  adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing (Friedman 1998).
Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga  sebagai unit yang perlu dirawat, ia mendefinisikan keluarga  sebagai kelompok yang mengidentifikasikan diri dengan anggotanya yang terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah keluarga .
Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga  dalam suatu cara yang komprehensif, yaitu sebagai ”dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan keintiman”.
Hariyanto, 2005. keluarga  menunjuk kepada dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga .
Dapat disimpulkan bahwa keluarga  adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang / lebih, memiliki ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi, punya peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya.

1.      Ciri-ciri keluarga
a)      Diikat tali perkawinan
b)      Ada hubungan darah, ada ikatan batin
c)      Tanggung jawab masing–masing,
d)     Ada pengambil keputusan
e)      Kerjasama diantara anggota keluarga
f)       Interaksi
g)      Tinggal dalam suatu rumah

2.      Struktur keluarga
a)      Terorganisasi, bergantung satu sama lain
b)      Ada keterbatasan
c)      Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing.

3.      Struktur keluarga  (ikatan darah)
a)      Patrilineal, keluarga  sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu berasal dari jalur ayah
b)      Matrilineal, keluarga  sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi , dimana hubungan itu berasal dari jalur ibu
c)      Matrilokal, suami istri tinggal pada keluarga  sedarah istri
d)     Patrilokal, suami istri tinggal pada keluarga  sedarah suami
e)      Keluarga  kawinan, hubungan. Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga  dan sanak saudara baik dari pihak suami dan istri.

a.       Kelompok keluarga  di indonesia berdasarkan social ekonomi dan kebutuhan dasar
1. Prasejahtera,
Belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal : pengajaran agama, sandang, papan, pangan, kesehatan atau keluarga  belum dapat memenuhi salah satu /lebih indikator ks tahap I.
2.   Keluarga  sejahtera (KS I) telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, tetapi belum dapat sosial psikologis, pendidikan, KB, interaksi lingkungan. Indikator : ibadah sesuai agama, makan 2 kali sehari, pakaian berbeda tiap keperluan, lantai bukan tanah, kesehatan : anak sakit, ber-KB, dibawa kesarana kesehatan
3.   Keluarga  sejahtera II
Indikator: belum dapat menabung, ibadah (anggota keluarga ) sesuai agama,  makan 2 kali sehari,  pakaian berbeda,  lantai bukan tanah,  kesehatan (idem),  daging/ telur minimal 1 kali seminggu,  pakaian baru setahun sekali,  luas lantai 8m2 per orang,  sehat 3 bulan terakhir,  anggota yang berumur 15 tahun keatas punya penghasilan tetap,  umur 10,  60 tahun dapat baca tulis,  umur 7-15 tahun bersekolah,  anak hidup 2 /lebih . Keluarga  masih pus saat ini berkontrasepsi.
4.   Keluarga  sejahtera III
Indikator :  belum berkontribusi pada masyarakat,  ibadah sesuai agama,  pakaian berbeda tiap keperluan,  lantai bukan tanah,  kesehatan idem,  anggota melaksanakan ibadah,  daging/telur seminggu sekali,  memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terakhir,  luas lantai 8 m2 perorang,  anggota keluarga  sehat dalam 3 bulan terakhir.
5.   Keluarga  sejahtera tahap III plus,  dapat memenuhi seluruh kebutuhannya : dasar, sosial, pengembangan, kontribusi pada masyarakat,  indikator ks III + (ditambah), memberikan sumbangan.

b.      Fungsi keluarga
1.   Fungsi afektif dan koping keluarga  memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.
2.   Fungsi sosialisasi keluarga  sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.
3.   Fungsi reproduksi keluarga  melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan meneruskan keturunan.
4.   Fungsi ekonomi keluarga  memberikan finansial untuk anggota keluarga nya dan kepentingan di masyarakat.
5.   Fungsi fisik, keluarga  memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.

B.     Anak usia Sekolah
Anak merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat diulang setelah usianya bertambah. Anak adalah seseorang yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum pernah kawin (menikah) (UU No. 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak). Menurut Hurlock (1980) saat ini yang disebut anak bukan lagi yang berumur 21 tahun tetapi berumur 18 tahun, dan masa dewasa dini dimulai umur 18 tahun. 
Kelompok-kelompok usia anak terdiri dari 3 kelompok yaitu :
1.      Usia prasekolah : 2 – 5 tahun
2.      usia sekolah : 6 – 12 tahun
3.      usia remaja : 13 - 18 tahun
Anak usia sekolah disebut sebagai masa akhir anak-anak sejak usia 6 tahun dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Label yang digunakan oleh orang tua 
a.       Usia yang menyulitkan karena anak tidak mau lagi menuruti perintah dan lebih dipengaruhi oleh teman sebaya dari pada orang tua ataupun anggota keluarga lainnya
b.      Usia tidak rapi karena anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam penampilan
c.       Usia bertengkar karena banyak terjadi pertengkaran antar keluarga dan membuat suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi semua anggota keluarga 
2.      Label yang digunakan pendidik/guru
a.       Usia sekolah dasar : anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan mempelajari perbagai ketrampilan penting tertentu baik kurikuler maupu ekstrakurikuler
b.      Periode kritis dalam berprestasi : anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses yang cenderung menetap sampai dewasa
3.      Label yang digunakan oleh ahli psikologi
a.       Usia berkelompok : perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok
b.      Usia penyesuaian diri : anak ingin menyesuaikan dengan standar yang disetujui oleh kelompok dalam penampilan, berbicara dan berperilaku
c.       Usia kreatif :suatu masa yang akan menentukan apakah anak akan menjadi konformis (pencipta karya baru) atau tidak 
d.      Usia bermain : suatu masa yang mempunyai keinginan bermain yang sangat besar karena adanya minat dan kegiatan untuk bermain

1.      Perkembangan akhir masa kanak-kanak
Tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak menurut Havigrust :
a.       Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan umum
b.      Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh
c.       Belajar menyesuaikan diri dengan teman-temannya
d.      Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
e.       Mengembangkan ketrampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung
f.       Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
g.      Mengembangkan hati nurani, pengertian moral dan tingkatan nilai
h.      Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga
i.        Mencapai kebebasan pribadi

2.      Perkembangan anak usia sekolah (Tugas mandiri)
Masalah anak usia sekolah
2.1.Bahaya Fisik

2.1.1.      Penyakit
Ø  Penyakit palsu/khayal untuk menghindari tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya
Ø  Penyakit yang sering dialami adalah yang berhubungan dengan kebersihan diri

2.1.2.      Kegemukan
      Bahaya kegemukan yang dapat terjadi :
Ø  Anak kesulitan mengikuti kegiatan bermain sehingga kehilangan kesempatan untuk keberhasilan social
Ø  Teman-temannya sering mengganggu dan mengejek sehingga anak menjadi rendah diri.

2.1.3.      Kecelakaan
Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik, kecelakaan sering dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan bahayanya bagi psikologisnya sehingga anak merasa takut dan hal ini dapat berkembang menjadi rasa malu yang akan mempengaruhi hubungan social
2.1.4.      Kecanggungan
Anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman sebaya bila muncul perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah diri 
2.1.5.      Kesederhanaan
Hal ini sering dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa memandangnya sebagai perilaku kurang menarik sehingga anak menafsirkannya sebagai penolakan yang dapat mempengaruhi konsep diri anak

2.2.Bahaya Psikologis
2.2.1.      Bahaya dalam berbicara
Ada 4 (empat) bahaya dalam berbicara yang umum terdapat pada anak-anak usia sekolah yaitu :
Ø  Kosakata yang kurang dari rata-rata menghambat tugas-tugas di sekolah dan menghambat komunikasi dengan orang lain
Ø  Kesalahan dalam berbicara, cacat dalam berbicara (gagap) akan membuat anak jadi sadar diri sehingga anak hanya berbicara bila perlu saja
Ø  Anak yang kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan dilingkungan sekolah akan terhalang dalam usaha untuk berkomunikasi dan mudah merasa bahwa ia berbeda 
Ø  Pembicaraan yang bersifat egosentris, mengkritik dan merendahkan orang lain, membual akan ditentang oleh temannya
2.2.2.      Bahaya emosi
Anak akan dianggap tidak matang bila menunjukan pola-pola emosi yang kurang menyenangkan seperti marah yang berlebihan, cemburu masih sangat kuat sehingga kurang disenangi orang lain 
2.2.3.      Bahaya bermain 
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa kekurangan kesempatan untuk mempelajari permainandan olah raga untuk menjadi anggota kelompok, anak dilarang berkhayal, dilarang melakukan kegiatan kreatif dan bermain akan menjadi anak penurut yang kaku.
2.2.4.      Bahaya dalam konsep diri
Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak puas terhadap diri sendiri dan tidak puas terhadap perlakuan orang lainbila konsep sosialnya didasarkan pada pelbagai stereotip, anak cenderung berprasangka dan bersikap diskriminatif dalam memperlakukan orang lain. Karena konsepnya berbobot emosi dan cenderung menetap serta terus menerus akan memberikan pengaruh buruk pada penyesuaian sosial anak 
2.2.5.      Bahaya moral
Bahaya umum diakitkan dengan perkembangan sikap moral dan perilaku anak-anak :
Ø  Perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau berdasarkan konsep-konsep media massa tentang benar dan salah yang tidak sesuai dengan kode orang dewasa
Ø  Tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas perilaku 
Ø  Disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang sebaiknya dilakukan
Ø  Hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak
Ø  Menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu memuaskan sehingga menjadi perilaku kebiasaan
Ø  Tidak sabar terhadap perilaku orang lain yang salah
2.2.6.      Bahaya yang menyangkut minat
Bahaya yang dihubungkan dengan minat masa kanak-kanak :
Ø  Tidak berminat terhadap hal-hal yang dianggap penting oleh teman-teman sebaya
Ø  Mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat yang dapat bernilai bagi dirinya, misal kesehatan dan sekolah 
2.2.7.      Bahaya hubungan keluarga
Kondisi-kondisi yang menyebabkan merosotnya hubungan keluarga :
Ø  Sikap terhadap peran orang tua, orang tua yang kurang menyukai peran orang tua dan merasa bahwa waktu, usaha dan uang dihabiskan oleh anak cenderung mempunyai hubungan yang buruk dengan anak-anaknya
Ø  Harapan orang tua, kritikan orang tua pada saat anak gagal dalam melaksanakan tugas sekolah dan harapan-harapan orang tua maka orang tua sering mengkritik, memarahi dan bahkan menghukum anak
Ø  Metode pelatihan anak, disiplin yang otoriter pada keluarga besar dan disiplin lunak pada keluarga kecil yang keduanya menimbulkan pertentangan dirumah dan meyebabkan kebencian pada anak. Disiplin yang demokratis biasanya menghasilkan hubungan keluarga yang baik.
Ø  Status sosial ekonomi, bila anak merasa benda dan rumah miliknya lebih buruk dari temannya maka anak sering menyalahkan orang tua dan orang tua cenderung membenci hal itu
Ø  Pekerjaan orang tua, pandangan mengenai pekerjaan ayah mempengaruhi persaan anak dan bila ibu seorang karyawan sikap terhadap ibu diwarnai oleh pandangan teman-temannya mengenai wanita karier dan oleh banyaknya beban yang harus dilakukan di rumah.
Ø  Perubahan sikap kepada orang tua, bila orang tua tidak sesuai dengan harapan idealnya anak, anak cenderung bersikap kritis dan membandingkan orang tuanya dengan orang tua teman-temannya.
Ø  Pertentangan antar saudara, anak-anak yang merasa orang tuanya pilih kasih terhadap saudara-saudaranya maka anak akan menentang orang tua dan saudara yang dianggap kesayangan orang tua
Ø  Perubahan sikap terhadap sanak keluarga, anak-anak tidak menyukai sikap sanak keluarga yang terlalu memerintah atau terlalu tua dan orang tua akan memarahi anak serta sanak keluarga membenci sikap sianak
Ø  Orang tua tiri, anak yang membenci orang tua tiri karena teringat orang tua kandung yang tidak serumah akan memperlihatkan sikap kritis, negativitas dan perilaku yang sulit.

C.    Masalah Keperawatan Keluarga
Masalah keperawatan keluarga yang paling menonjol pada keluarga dengan anak sekolah adalah:
Ø  Kurang nafsu makan / sulit makan

D.    Proses Keperawatan
a.       Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga yang dapat diangkat pada keluarga dengan anak usia sekolah adalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, yang dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan.
Masalah gizi terutama pada anak merupakan masalah klasik Indonesia karena stiap tahunnya, jumlah anak yang mengalami kurang gizi terjadi peningkatan.  Tahun 2005 ditemukan 1,8 juta anak dengan status gizi buruk, 2,3 juta pada tahun 2006 anak menderita gizi buruk. Sementara itu hingga Maret 2008, 27% anak di Indonesia diperkirakan mengalami gizi buruk. Pencetus masalah gizi buruk diantaranya adalah perilaku sulit makan pada anak, faktor ekonomi, pola asuh, pelayanan kesehatan dasar (Siswono, 2008).
b.      Tujuan Umum
Keluarga dengan anak usia sekolah dapat mengetahui dampak pemenuhan nutrisi yang kurang dan pemenuhan nutrisi yang cukup pada anak usia sekolah.


c.       Tujuan Khusus
Ø  Keluarga dapat menyebutkan dampak pemenuhan nutrisi yang kurang, yaitu timbul masalah kesehatan, terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan serta aktivitas sehari-hari.
Ø  Keluarga dapat menyebutkan manfaat pemenuhan nutrisi  yang cukup yaitu anak tumbuh sehat sesuai tahap tubuh kembangnya.
1.      Implementasi Tindakan Keperawatan
Metode                         : Diskusi
Media dan Alat             : Selebaran yang berisi tentang dampak pemenuhan nutrisi yang kurang dan manfaat pemenuhan nutrisi yang cukup.
Waktu dan Tempat       : Rabu, 28 September 2011.Rumah keluarga Tn.        M.K
  1. Kriteria Evaluasi
·      Kriteria Struktur         : Setelah dilakukan kunjungan sebanyak kurang lebih dua kali, perencanaan struktur pelaksanaan implementasi dengan menggunakan selebaran yang berisi dampak pemenuhan nutrisi yang kurang dan manfaat pemenuhan nutrisi yang cukup.
·      Kriteria Proses            : Setelah dilakukan kunjungan sebanyak kurang lebih dua kali, keluarga dengan anak usia sekolah dapat mengerti pelaksanaan tindakan yang sedang berjalan, sesuai dengan proses yang sudah direncanakan.
·      Kriteria Hasil              : Setelah dilakukan tindakan keperawatan sebanyak kurang lebih dua kali kunjungan, keluarga dengan anak usia sekolah dapat menyebutkan dampak pemenuhan nutrisi yang kurang dan manfaat pemenuhan nutrisi yang cukup. 
LAPORAN RESUME
Keluarga dengan Anak Usia Sekolah
1.      Pengkajian
A.    STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA
1.      Struktur Keluarga
Nama kepala keluarga           : Tn. M. K.
Umur                                     : 55 tahun
Pendidikan                            : SMP
Agama                                   : Kristen
Suku                                      : Minahasa
Pekerjaan                               : Tani
Alamat                                  : Desa Lilang, jaga I, Kec. Kema
Daftar anggota keluarga       :
No
Nama
Hub kel.
L/P
Umur
Pend
Pekerjaan
IMUNISASI
Ket
BCG
DPT
POLIO
Campak
1
2
3
1
2
3
1.
Ny. S.S.
Istri
P
40 th
SMP
IRT
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö

2.
An. Y.K.
Anak
L
11 th
SD
Pelajar
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö


Tipe keluarga:
Genogram (minimal 3 generasi):








 


                                                                               


*      Ket : 
                : Laki-laki yang sudah meninggal
                : Perempuan yang sudah meninggal
                : Laki-laki yang masih hidup
                : Perempuan yang masih hidup
                : Menikah
                : Klien (An. Y.K/11th)
2.      Sifat Keluarga
a.       Pengambilan Keputusan    : Kepala Keluarga
b.      Kebiasaan hidup sehari-hari:
·         Kebiasaan istirahat dan tidur keluarga :
*      Tidur siang     : 2 jam.
*      Tidur malam : 8 jam.
·         Kebiasaan makan keluarga dan contoh menu sehari-hari :
Keluarga biasanya makan 2x dalam sehari (pagi, siang, malam) dengan menu nasi, ikan, sayur. Kecuali An. Y.K. yang makannya kadang-kadang hanya 1x sehari dengan porsi sedikit.
Kebiasaan dalam membersihkan diri anggota keluarga :
Seluruh anggota keluarga biasanya membersihkan diri (mandi) 3 kali sehari, yaitu pagi dan sore hari dikamar mandi milik sendiri. Air yang digunakan untuk mandi adalah air kran.
·         Sarana hiburan keluarga : TV



B.     FAKTOR SOSIAL, BUDAYA DAN EKONOMI
1.    Pekerjaan                                : Tn. M.K. sebagai petani, Ny. S.S. sebagai IRT dan An. Y.K. sebagai pelajar.
2.    Penghasilan                            : > Rp. 500.000,-/bulan.
3.   Simpanan uang keluarga         :Langsung digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
4.    Penentu keuangan keluarga    : Bapak & Ibu.

C.     FAKTOR LINGKUNGAN
1)      Rumah                               : Ukuran rumah kurang lebih 6x5 meter dengan 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur, dan 1 kamar mandi sekaligus WC.
2)      Ventilais & Penerangan    : cukup
3)      Persediaan air bersih         : menggunakan air kran
4)      Pembuangan sampah         :sampah biasanya ditambun dan dibakar.
5)      Pembuangan air limbah     : ada parit / selokan
6)      Jamban/WC                       : ada
7)      Lingkungan rumah            : cukup bersih
8)      Bahaya kecelakaan            : tidak ada
9)      Sarana komunikasi & transportasi : HP ; Ojek
10)  Fasilitas pelayanan kesehatan                   : puskesmas
  1. Riwayat Kesehatan
1)      Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga:
Tn. M.K    : Tidak pernah mengalami sakit berat sebelumnya.
Ny. S.S      : Tidak pernah mengalami sakit berat sebelumnya.
An. Y.K    : Tidak pernah mengalami sakit berat sebelumnya.
2)      Keluarga berencana           : Ny. S.S  menggunakan KB suntik 3 bulan.
3)      Imunisasi                           : Lengkap

  1. Pemeriksaan Fisik (An.K.L)
2.   Tanda – tanda vital : TD=100/70 mmHg, S=360C, N=82x/mnt, R=24x/mnt
3.   Sistem Pernapasan : pola napas reguler, bentuk dada simetris, tidak ada ronchi/wheezing/crackles
4.   Sistem Kardiovaskuler : tidak ada sianosis, CRT < 2 detik, denyut nadi teratur, tidak ada murmur dan gallop
5.   Sistem Pencernaan : abdomen datar, bising usus kurang lebih 6x/menit.
6.   Sistem Perkemihan : tidak ada kelainan, tidak ada nyeri ketuk dan nyeri tekan pada ginjal
7.   Sistem Persarafan : tidak ada kelainan
8.   Sistem Penginderaan : tidak ada kelainan
9.   Sistem Integumen : warna kulit hiperemis, turgor kulit jelek.
10.  Ekstremitas : pergerakan bebas
11.  Sistem Muskuloskeletal : tidak ada kelainan
12.  Sistem Hematologi : konjungtiva anemis +/+, sklera -/- .

  1. Pengkajian Psikologis (pada An. Y.K)
1)      Status emosi          : Labil.
2)      Konsep diri           : tidak terkaji.
3)      Pola Komunikasi   : komunikasi klien dengan keluarga dan masyarakat sekitar baik.
4)      Pola Interaksi        : interaksi dengan keluaga dan masyarakat sekitar cukup baik.
5)      Pola Koping          : klien memiliki pertahanan diri (koping) yang adaptif.
  1. Pengetahuan Keluarga tentang Tumbuh Kembang kurang, keluarga kurang menyadari akan adanya perubahan – perubahan perilaku yang terjadi pada masa sekolah.
  2. Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan
Keluarga mengharapkan agar kinerja petugas kesehatan di Puskesdes lebih ditingkatkan lagi.
2.      Diagnosa keperawatan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

3.      Tujuan Khusus
3.1  Keluarga dapat menjelaskan dampak pemenuhan nutrisi yang kurang yaitu timbul masalah kesehatan, terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan serta aktivitas sehari-hari.  
3.2  Keluarga dapat menyebutkan manfaat pemenuhan nutrisi yang cukup yaitu anak tumbuh sehat sesuai tahap tumbuh kembangnya.

4.      Implementasi
Kunjungan I : Rabu, 28 September 2011
4.1.Menjelaskan kepada keluarga tentang dampak pemenuhan nutrisi yang kurang dan manfaat pemenuhan nutrisi yang cukup dengan memberikan print out artikel – artikel yang berisi tentang dampak dan manfaat pemenuhan nutrisi.
4.2.Memberikan tips –tips kepada keluarga agar nutrisi anak terpenuhi, seperti:
Ø  Membiasakan anak menyantap makanan yang banyak mengandung zat besi, banyak minum air atau air jeruk yang kaya akan vitamin C yang dapat membantu penyerapan zat besi.
Ø  Selalu ada makanan yang tersedia dirumah, agar waktu anak ingin makan tidak butuh waktu lama untuk menyiapkannya.
Ø  Jika anak sering tidak makan atau sarapan, ibu bisa menggangtinya dengan memberi cemilan yang mengandung cukup kalori serta zat gizi lainnya.
Ø  Sering mengganti menu makanan agar anak tidak bosan.
Ø  Menanyakan kepada anak, makanan apa yang ia sukai sebelum memasak.
Kunjungan II : Rabu, 4 oktober 2011
4.3.Mengevaluasi keefektifan tips yang diberikan
4.4.Mangingatkan kembali tentang tips – tips yang sudah diberikan
5.      Evaluasi
S : Ibu klien mengatakan klien mau makan lebih sering dari biasanya dan dengan porsi yang lebih banyak.
O : Klien tampak lebih segar.
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan






1 komentar: